Fake Worlds; | |
let's get up let's get on it can we finish what we started | |
I'm Back Again
Posted on Rabu, 04 Juli 2012
Raysha Gillbert LOG IN
Aduh, maaf ya, teman-teman aku
baru bisa posting sekarang. Aku
disibukkan banget sama ulangan, tugas, lomba, bla bla bla…
Gaya bicaraku sudah mulai berubah
ya. Hahahaha…
Hari ini, aku akan menceritakan
liburanku. Aku liburan di kampung halamannya Sylvia. Sylvia berasal dari
Madiun, sebuah kota kecil di Provinsi Jawa Timur dengan makanan khas brem dan
nasi pecel. Wah, aku ketagihan sekali makan brem dan nasi pecel! Aku mengambil penerbangan Jakarta-Solo lalu
diantar mobil jemputan ke Madiun. Benar-benar melelahkan sekali.
Sampai di Madiun, aku benar-benar
senang, aku berkeliling di banyak tempat. Hari ini, aku mengunjungi air terjun
Kedung Malam di Kecamatan Kare. Namanya lucu ya, kare, seperti nama makanan.
Dalam perjalanan, kami sangat dimanjakan oleh pemandangan puncak Gunung Wilis
yang indah. Daun-daun yang berguguran dan serentetan pohon jati.
Namun, semakin lama jalan semakin
menanjak. Setelah “hampir” dekat dengan lokasi air terjun, kami kebingungan
mencari pintu masuk. Akhirnya kami bertanya pada seorang anak kecil. Anak kecil
itu jadi guide kami sampai di lokasi
parkir ke tempat masuk.
Sampai di tempat masuk, kami
bertanya, kira-kira berapa kilometer jarak dari tempat masuk ke air terjun,
mereka menjawab kira-kira setengah kilometer. Dalam batinku, “ Ini sepertinya
tidak akan jauh. “
Tapi, dugaanku meleset jauh.
Perjalanan awal memang biasa. Naik turun melewati jalan becek. Untuk diketahui
saja, air terjun ini belum dibuka untuk umum jadi jalannya, ya, masih berbahaya
kalau diperhatikan. Jalannya kecil, hanya cukup untuk satu orang. Jalannya
masih pasir yang terkadang becek terkena rembesan air tanah, di samping jalan
yang kami lewati ada bukit dengan rerumputan, ya, lumayan untuk pegangan dan di
samping jalan itu sudah jurang. Jadi harus benar-benar hati-hati. Air terjun
ini juga berada di jurang. Jadi
perjalanan naik turun itu sama saja menuruni jurang.
Akhirnya perjalan yang cukup memacu
adrenalin itu selesai. Tapi, perjalanan tadi itu masih jauh kalau ingin ke air
terjun. Harus menyusuri sungai yang banyak pohon tumbangnya dan juga batu-batu
besar. Tidak heran aku harus menaiki batu besar dan meloncati pohon tumbang.
Jangan anggap remeh, ini sulit, apalagi untuk yang berbadan fat, seperti Sylvia. Menaiki batu besar
yang kebanyakan berlumut itu susahnya setengah mati. Memang sulit untuk
menaklukannya sendiri, sebab tiap jalan yang kami lewati kami harus selalu
saling membantu. Air terjun ini masih tergolong sepi. Bahkan pengunjung yang
datang bersamaan denganku hanya ada enam.
Yang paling seru, itu saat hampir
sampai di air terjun, jalannya semakin kecil dan semakin becek. Kami lalu
menemui jalan yang hanya separuh lebar kaki kami. Aku sempat bingung, bagaimana
caranya melangkah. Aku mengedarkan pendangan sekelilingku dan voila aku menemukan sebuah baja hitam
sebagai pegangan. Ya, akhirnya kami bisa dan selamat sampai tujuan.
Kejadian yang membuat kami
terkejut adalah, saat Sylvia terperosok masuk ke dalam gerombolan batu besar
yang mirip jurang. Waktu itu kam berusaha melewati sebuah batu besar berlumut.
Sebenarnya batu besar ini mudah dilewati kalau saja di sampingnya tidak ada
pohon tumbang yang menyumbat jalan. Waktu itu Sylvia berusaha mencengkram batu.
Dia lalu mencoba memijakkan kakinya di pohon yang agak ke bawah letaknya itu.
Namun, ternyata Sylvia salah perhitungan, yang dia pijak itu bukan pohon
melainkan daun-daun yang menumpuk yang mulai mencoklat. Warnanya hampir sama.
Kontan Sylvia terkejut dan berteriak. Apalagi dia sudah mulai kehilangan
keseimbangan dan tidak dapat menemukan pijakan batu pada kakinya yang
terperosok. Benar, saking besarnya batu yang kami lewati, itu menjadikan jarak
yang hampir sama dengan jurang kecil. Aku segera menolongnya untung berhasil.
Namun kami kehilangan air putih yang kami bawa. Hiks L
Setelah itu, kaki Sylvia tidak
berhenti bergetar apalagi jalan masih jauh. Untung saja setelah itu tidak
menemui hambatan. Sampai di air terjun, Sylvia segera berlari tepat di bawah
guyuran air terjunnya. Kami lalu berfoto-foto dan bersenang-senang.
Lalu saat kami bersenang-senang,
tiba-tiba datanglah sepasang kekasih. Yang laki-laki segera membuka bajunya
saat tiba disana dan segera berlari ke air terjun yang satunya. Memang ada dua
sumber guyuran air terjunnya. Yang laki-laki bilang pada pacarnya, “ Airnya
hangat. “ Yeah, dalam hati aku sedikit tertawa, dia bilang hangat padahal
tubuhnya tidak berhenti bergetar mengingil kedinginan.
Setelah lama bersenang-senang,
kami pulang. Sylvia agak trauma tadi, setelah kakinya terperosok. Kakinya juga
tidak berhenti bergetar. Jalan pulang yang kukira akan menjadi mudah malah
menjadi sulit. Jalannya menjadi naik. Ah, rasanya capek sekali.
Itu mungkin yang bisa aku
ceritakan kali ini.
Bye...
Please Welcome, Raysha Gillbert!
Posted on Sabtu, 05 Mei 2012
…………………………………………………………………………………………………………
POSTING kali
ini, yeah, mungkin aku agak memakai bahasa yang tidak formal seperti biasa.
Kehidupan dan bahasa disini sudah merasuk dalam pikiranku. Dan tanpa sadar aku
menerapkannya pada kehidupanku sehari-hari. Kali ini, minggu ini, aku terbilang
cukup “sibuk” , bahkan aku tidak sempat membuat kisahku sendiri. Aku hanya
menuliskan kisahku yang aku pikei menarik dari diriku sendiri. Kali ini, aku
menulis beberapa hal tentang diriku. Jujur saja, seminggu ini aku belum membuka
buku diary Evan. Meskipun aku ingin. Aku ingin membacanya hingga selesai dan
cepat mengembalikannya. Karena aku tahu rasannya pasti aneh dan menyakitkan
bila diary kita hilang.
…………………………………………………………………………………………………………
Jumat, 27 April
2012
Hari ini aku
berangkat sekolah dan mengkuti pelajaran dengan biasa. Seperti runtititas
sehari-hari. Aku tidak dapat menunjukkan wajah sedihku. Kini saatnya pelajaran
TIK, aku sungguh senang saat pelajaran ini, sebab gurunya tidak begitu
mengawasi muridnya. Namun hari ini rasanya aku benci sekali dengan pelajaran
TIK. “ Anak-anak, pelajaran kali ini, sedikit mengulang pelajaran ketika kalian
masih SMP dahulu. Kalian harus membuat film pendek berdurasi minimal 15 menit.
Terserah kalian mau mengeditnya memakai aplikasi apa. Bapak, juga tidak
membatasi temanya. Jadi kalian bebas berekspresi. Supaya adil, kita tentukan
kelompoknya lewat lotere. Silahkan ambil satu-satu urut dengan nomor absen
kalian! Lalu tuliskan nama kalian di papan tulis tepat di kolom nomor kelompok yang Bapak buat. Ada 8
kelompok. Satu kelompok beranggotakan 4 sampai 5 orang.“ , kata guru TIK itu.
Aku terus
menunggu, sebab aku anak baru dan tentunya mendapat giliran terakhir mengambil
lotere. Benar-benar sial. Aku lalu mengambil lotere, aku membukanya. Kelompok
nomor 5 ternyata. Aku lalu menuliskan namaku. Aku juga melihat anggota
kelompokku.
“ Evelyn,
Sylvia dan Alicia?? Yang benar saja! Aku laki-laki sendiri?? “ , kataku
bergumam. Aku berbicara dengan sudut pandangku sebagai Keith. Alicia
memanggilku, “ Keith, kesini! “ , teriaknya. Aku lalu menghampirinya. Kami lalu
rapat. Rasanya agak aneh. “ Bagaimana, kalau kita ajak pacarmu, Ian Wilson,
Evelyn? “ , kata Alicia. “ HAA? Yang benar saja. Kalian salah bintang! “ , kata
Evelyn mengelak. “ Tidak mau, ya? Tapi, kamu harus mau, Eve! “ , kata Sylvia.
Aku juga asal mengangguk setuju. Akhirnya Evelyn terpaksa setuju J
Sabtu, 28 April
2012
Hari ini
berjalan seperti biasa. Ah, tapi, aku merasa ada yang aneh dengan tubuhku. Aku merasa
aneh dengan mataku. Ah, paling karena kebanyakan bermain laptop. Aku juga
masalah begini, bawaannya. Ahh, sudah ya J
Minggu 29 April
2012
Hari ini
syuting dimulai. Kami menghadirkan bintang special Ian Wilson. Ian Wilson
orangnyanya itu aku lihat sangat mudah bergaul. Namun dia itu paling tidak bisa
diajak serius. Aku sampai sebal harus menjelaskan 15 kali naskah scenario. Dia
hanya melihatku dengan tertawa apabila aku menjelaskan scenario. Benar-benar
anak yang aneh.. Akhirnya gara-gara sikapnya itu, syuting jadi terbengkalai.
Dari jam 9 pagi hingga jam 3 sore hanya mendapat seperempat dan itupun tidak
sampai. Benar-benar melelahkan. Oh, ya cerita film kami kali ini adalah tentang
Love Note. Agak mirip Death Note. Ceritanya Ian Wilson menemukan seorang
perempuan dia bernama, Alicia Malovski. Alicia itu pendiam dan selalu mengikuti
Ian kemana-mana. Pada suatu hari, Ian memperkenalkan Alicia dengan orang yang
sangat disukainya yaitu, Evelyn. Akhirnya, Alicia jadi dekat juga sama Evelyn.
Pada suatu hari, Alicia member Ian sebuah buku, buku itu namanya Love Note.
Kalau kita menuliskan nama orang yang kita sukai pada buku itu, maka orang itu
akan menjadi kekasihmu. Kalau kau menuliskan nama seseorang yang sama gender denganmu, maka dia akan menjadi
sahabatmu. Ian menuliskan nama Evelyn , dan akhirnya mereka menjadI sepasang
kekasih. Begitu ceritanya, karena syuting belum selesai, kami berencana
melanjutkan syuting minggu depan.
Senin, 30 April
2012
Hari ini, aku
merasa berbeda. Evelyn kelihatan bad mood
sekali. Bahkan bila aku tanya dia menjawab agak ketus. Aku merasa ada kaitannya
dengan syuting kemarin, aku ingin membicarakannya pada Sylvia dan Alicia. Namun
rasanya itu tidak akan pernah mungkin. Aku lalu melihat Evelyn berbicara dengan
Alan. Aku pikir, itu hanya masalah biasa. Karena Alan dan Evelyn juga cukup
dekat seperti kakak adik. Aku jadi merasa aneh dan tidak enak selama pelajaran
pertama duduk bersama Evelyn.
Saat istirahat,
Evelyn juga melesat pergi ke kantin. Tanpa mengajak siapapun. Bukannya aku
berharap untuk diajak Evelyn ke kantin. Namun, biasanya dia mengajak satu
sampai dua orang untuk menemaninya ke kantin. Ini bukan Evelyn yang biasanya.
Semoga sikap Evelyn cepat berakhir. Sebab aku paling merasa tidak enak dan
benci bila harus dihadapkan dengan situasi ini.
Selasa, 1 Mei
2012
Hari ini,
Evelyn masih seperti kemarin. Entah apa yang menganggu pikirannya hingga dia
seperti itu. Bahkan hari ini dia memberikan naskah scenario film yang baru.
Perubahannya tidak cukup besar tapi cukup mempengaruhi isi film. Aku tentu saja
marah-marah. Hasil kerja kami kemarin, akan jadi sia-sia bila kita menggunakan
scenario baru. Alicia lalu berkata “ Sudah, kita mengubah alur akhirnya saja.
Tidak usah mengubah alur awal. Yang diubah, kan, cuma beberapa adegan saja. “
Hari ini, aku
melihat Evelyn lebih dekat dengan Sylvia.
Malamnya, saat
aku dan Sylvia berkirim e-mail. Sylvia
bercerita padaku, “ Tadi, Evelyn menceritakan padaku tentang sifat ‘ bad mood ‘ –nya belakangan ini. Evelyn
cemburu dengan adegan antara Ian Wilson dan Alicia. Evelyn agak jealous saat melihat semua adegan itu.
Karena itu juga, dia juga agak ill feel saat
bertemu dengan Ian. Kekuatan cemburu itulah yang mendorong Evelyn membuat
naskah scenario baru. Aku mengatakan ini dengan jujur Evelyn… “
Aku terhenyak.
Karena masalah sepele itu saja, masalahnya menjadi serumit ini!
Aku benar -
benar tidak bisa mempercayai semua ini…
Rabu, 2 Mei 201
Kamis, 3 Mei
2012
Hari ini adalah
Cooking Class. Temanya menghias kue
tart. Totalnya ada sekitar 5 kelompok di kelasku. Aku satu kelompok dengan
Nando, Alan, Jason, dan Keanu. Aku bagian menghias kuenya. Yaah, aku merasa
perlu agak menyombongkan diri. Karena diantara semua laki-laki di kelasku hanya
aku yang terampil membuat dan menghias kue bahkan melebihi anak perempuan.
Tentu saja, aku bisa melakukan itu. Aku selalu mengkuti demo masak di Prancis
dan bahkan aku pernah mengikuti training memasak
dan juga menghias kue selama satu bulan. Bukannya aku sombong, namun ini
kenyataan. Apalagi, aku juga selalu membuat desain. Selain menghias kue, guru Cooking Class, kali ini menugasiku untuk
memotret seluruh hasil karya kelasku. Aku melihat semuanya bagus-bagus. Aku
agak kesal dengan William. Gaya desain membuat kuenya hampir sama denganku.
Tentu saja itu bisa terjadi, karena seringkali dia mengikuti demo masak dan Cooking Class bersamaku. Yah, meskipun
tidak sesering aku. Apalagi, kami juga sering memasak bersama bila ada acara
sekolah.
“ Ray, kuemu
dan kue milik William bersaing, ya. Desain yang paling bagus adalah milik
kelompokmu dan kelompok William. Sedangkan kue kelompokku gagal total! “ , kata
Sylvia.
“ Salah
sendiri, tidak pernah mau bila aku ajak mengikuti Cooking Class! “, kataku sewot.
Alicia lalu
tertawa. William lalu menghampiriku, “
Dia gebetanmu, ya? Oh, ya, desainmu
bagus juga. “ , kata William memujiku. Aku mengangguk. Aku merasa pipiku merona
merah. Ah, semoga ini tidak kelihatan. Cooking
Class kali ini, berakhir dengan seru karena diakhiri dengan acara bermain
krim roti. Entah itu mengoleskannya di tubuh dan wajah teman maupun mengoleskan
krim untuk dibentuk bentuk-bentuk lucu di kulit maupun tangan.
Seru, sih,
seru… Tapi, bisa dipastikan aku akan mencuci semua bajuku hari ini yang terkena
banyak krim.
Jumat, 4 Mei
2012
Sepertinya, aku
tertular Korean Virus Syndrome yang
dibawa Sylvia. Aku jadi agak menyukai Korea.
Lambat laun, music klasikku mulai kutinggalkan. May God!
Aku menyukai
2ne1, Big Bang, dan EXO M. Agak menyesal juga. Kata Sylvia, EXO menjadi boyband pembuka SuperShow 4 di Jakarta
kemarin. Andaikan waktu itu, aku, Sylvia, dan Alicia tidak kehabisan tiket,
tentu kami bisa melihat penampilan Super Junior dan EXO. L
Aku sangat
menyukai Kris, anggota dari EXO M. Wajahnya babyface
dan lucu. Oh, ya, aku pikir-pikir seminggu ini aku belum melihat buku diary Evan Barbara. Ingin juga, tapi,
bila aku ingin membukanya pasti selalu tidak sempat membaca hingga selesai.
Baiklah aku putuskan minggu ini aku harus membacanya hingga tuntas!
Sabtu, 5 Mei
2012
Hari ini, Sani
berulangtahun. Aku agak sebal dengan Sani hari ini. Meskipun aku sebal tapi,
aku tidak bisa mengungkapkannya pada Sani. Ceritanya berawal pada saat
pelajaran IPS.
Sani dan
teman-temannya, memproklamirkan kalau hari ini Sani berulang tahun. Sani juga
membagi-bagikan brownies gratis sebagai
ucapan syukurnya pada Tuhan. Aku senang-senang saja karena memang hari ini aku
tidak membawa uang saku.Setelah acara makan brownles,Bu
Is, guru IPS kami, meyuruh William menyanyikan satu lagu untuk Sani. William
lalu menyanyikan lagu untuk Sani. Jujur pada saat itu, aku merasa sangat sangat
cemburu. Entah kenapa, perasaan sukaku yang terpendam tumbuh lagi. Lalu setelah
menyanyikan lagu, William mendatangi Sani dan menjabat tangannya dengan erat.
Hingga membuat pipi Sani merona merah karena senang. Tentu saja, karena Sani
menaruh hati pada William. Aku yang melihat kejadian itu, merasa marah.
Kemarahanku serasa meletup dan akan pecah.
“ Kamu tidak
apa-apa? Kamu? “ , kata Evelyn membuyarkan lamunanku. “ Aku akan membalaskan
dendamku! “ , kataku bergumam lirih, tapi Evelyn mendengarnya. “ APA? Kamu
menyukai Sani! Okelah fighting, Keith!
“ , kata Evelyn. Aku yang mendengarnaya terkejut.
Nah?? Lho??
Mengapa jadi begini? Hahahahaha J
Big Secret
Posted on Kamis, 26 April 2012
Minggu, 22 April 2012
“ Raysha! “ , terdengar teriakan
Ibu memanggilku dari bawah. Aku lalu segera terbangun dan mengucek mataku. Aku
lalu berjalan gontai keluar dari kamar. “ Ada apa? “ , kataku sambil menguap. “
Hari ini Ibu, Ayah, Nenek, dan Kak Venessa akan pergi ke Paris. Pesawatnya
berangkat pukul 10 pagi nanti. “, kata Ibu. Aku lalu melihat ke arah jam, masih jam setengah enam pagi…
“ Kenapa sangat mendadak? Kenapa
aku juga tidak diajak? “ , tanyaku. “ Sebenarnya tidak mendadak. Kami memang
sengaja tidak mengajakmu karena kamu sekolah. Ibu sangat tahu sifatmu, bila Ibu
memberitahukanmu jauh-jauh hari, kau pasti akan merajuk ikut. Kami akan berada
di Paris selama satuu minggu. Yeah, kami juga ingin mengajak Nenek menghirup
udara musim semi. “ , kata Ibu.
“ Iya, iya, baiklah. Kalian jahat
pergi tanpa mengajakku! Aku, kan juga ingin! ” , kataku merajuk.
Ibu tidak begitu menghiraukanku
dan pergi mempersiapkan segala sesuatu yang diperlukan.
Aku hanya mendesah dan kembali ke
kamar untuk, yeah, mandi setidaknya.
Setalah setengah jam mandi
rasanya badan ini sudah segar, aku lalu turun ke meja makan. Disana nenek,
ayah, ibu, kakak sudah menungguku untuk makan. Kami lalu makan bersama-sama, “
Ray, kami akan pergi ke Paris. Kau meminta oleh-oleh apa? “ , tanya kakakku
sedikit mengejek. “ Uhhh, jangan begitu! Belika aku blazer hangat berwarna merah hati! “ , kataku. “ Hahahahaha… Kau
tinggal di Indonesia Raysha. Itu tidak akan berguna bila kau gunakan disini. Apalagi
disana musim semi bukan musim dingin! “ , kata kakakku. “ Terserah aku! Kau,
kan, yang tanya aku meminta apa. Aku jawab, kau malah mengejekku. Dasar aneh! “
, jawabku sengit. “ Sudah! Tidak baik
berbicara apalagi bertengkar saat makan! “ , kata nenekku melerai. Akhirnya
kami melanjutkan makan pagi kami.
Setelah makan pagi, aku
menghampiri Ibu, “ Ibu, bolehkah aku menginap di rumah Sylvia dan Alicia? Aku
tidak mungkin, kan, berada di rumah ini sendirian? Untuk hari ini dan besok
saja… “ , kataku memelas. “ Iya, iya. Boleh. Jangan sampai merepotkan Tante Melly!
Kamu juga harus melihat rumah sesekali. “ , kata ibuku. Yess, aku berteriak
dalam hati. “ Aku akan bersiap-siap setelah ini! “ , kataku. Aku lalu pergi ke kamarku
dan mempersiapkan barang-barangku termasuk diary Evan Barbara yang belum sempat
kubaca.
Jam 9 tepat, kami sekeluarga
berangkat ke bandara. Yeah, aku harus
mengantar ayah, ibu, nenek, kakak ke bandara dahulu baru ke rumah
Sylvia-Alicia. Kami sampai di bandara pukul setengah sepuluh, sungguh waktu
yang sangat terlambat! Setelah menunggu setengah jam untuk take off. Akhirnya pesawatnya berangkat juga. Aku lalu keluar ke
bandara menuju mobil untuk ke rumah Sylvia-Alicia.
Sampai di rumah mereka, aku disambut
hangat oleh Tante Melly dengan pelukan dan ciuman hangat yang mendarat di
pipiku! Tante Karen lalu mengantarkanku ke kamar Sylvia dan Alicia, Aku lalu
menyapa mereka, “ Hey! Maaf, ya, aku mengganggu kalian dengan menumpang kamar
kalian! Eh, aku punya sesuatu yang menarik! “ , kataku sambil mengambil buku
diary Evan dari tasku dan mengacungkannya di udara. “ Apa itu? “ , kata Sylvia.
Aku lalu menceritakan semuanya. “ Hah? Benarkah? Ayo kita baca bersama! Aku
penasaran! “, kata Alicia.
Kami lalu membaca bersama,
membuka halama bersama, yang persis sekali seperti scrapbook.
Halaman pertamanya, berisi
potongan diarynya yang berasal dari
diary yang terdahulu.
1 Januari 2003
Hari ini adalah hari pertama aku berada di Prancis. Sebelumnya aku
tinggal di New York. Aku melihat seorang gadis kecil yang menangis. Aku lalu
mendekatinya. “ Kenapa engkau menangis? “ , tanyaku. “ Karena kakekku sakit dan
aku tidak bisa menjenguknya. “ , jawabnya menangis. Aku lalu menghiburnya,
setelah berapa lama dia akhirnya tenang. “ Namamu siapa? Namaku Raysha. “ ,
katanya. “ Namaku… Namaku… Sebaiknya kau tidak usah berkenalan denganku! “,
kataku berlari menjauhi dirinya.Gadis kecil itu menatapku dengan tatatpan
bingung dan dia meneteskan air mata lagi. Ahh, aku melewatkan teman yang baik.
Halaman berikutnya,
8 Juli 2006
Hari ini aku masuk di tempat kursus piano yang direkomendasikan
kakakku, William Setelah tiga tahun,
tidak bertemu dengannnya, kini aku bertemu dengannya untuk pertama kali!
Entahlah, aku tidak yakinn dia mengingatku. Dan, ternyata benar dia tidak
mengingatku…
Kami mulai semua dari awal, kami berkenalan dan akhirnya berteman.
Untuk sesaat ini, aku ingin dia tetap ada di sampingku sebagai temanku. Dia
temanku, temanku yang pertama. Sejak kecil, aku tidak memiliki teman karena
selalu di- bullying. Kata mereka aku aneh,
apalagi aku juga mengidap penyakit. Mereka semakin menganggapku aneh. Namun
tidak dengan Raysha. Dia baik sangat baik.
Aku menyesal mengapa dahulu tidak berkenalan dengan dirinya. Namun penyesalanku
sudah berakhir karena aku sudah menjadi temannya. Dan aku berjanji akan selalu
menjadi temannya.
Halaman berikutnya yang meloncat
jauh,
12 Februari 2010
Hari ini aku berulang tahun ke 14! Namun ada yang membuatku sedih, ayah
sakit. Penyakit jantungnya semakin parah sehingga beliau harus turun dari
jabatannya. Aku akan menggantikan posisi ayah, namun karena aku masih kecil,
aku dibantu oleh pamanku, Paman Rei.
Paman Rei bercerita padaku, “ Keuangan perusahaan kita sedang tidak
baik. Kita mungkin tidak bisa mengatasinya. Perusahaan keluarga Gillbert terus
mengancam keberadaan kita. Namun kita harus berusaha! “ , aku terhenyak, “
Terancam, paman? “
Pamanku menghela nafas, “ Cerita ini dimulai saat kamu masih kecil.
Keluarga Barbara dan keluarga Gillbert besahabat.Bahkan, akan mengadakan
perjoodohan untuk mempererat persahabatan. Namun, karena mempelai pria yang
berasal dari keluarga Barbara membatalkan perjodohan secara sepihak. Akhirnya
terjadi kekecauan, pemimpin perusahaan Gillbert saat itu langsung sakit terkena
serangan jantung. Istrinya mengalami shock berat. Sejak saat itu, persahabatan terputus dan menjadi permusuhan.
Keluarga Gillbert yang lebih kaya daripada kita. Selalu mengancam keberadaan
perusahaan kita dengan gencar membeli saham. “
Ahh, aku tidak percaya ini! Aku dan Raysha tidak ditakdirkan untuk
bersahabat! Aku benar-benar tidak bisa memahami semua ini!
Tiba-tiba terdengar telepon berbunyi, Paman Rei mengangkatnya. Paman
Rei lalu berkata, “ GAWAT! Kakakmu kecelakaan. “ , kata kakakku. Kami lalu
bergegas ke rumah sakit. Sesampai disana, Kak William sudah meninggal. Kakak meninggal
karena tabrak lari.
Paman Rei lalu berkata, “ Ini pasti karena keluarha Gilbert! “
Aku menutup telingaku, oh, paman, jangan katakan itu lagi…
Paman lalu berkata kepada suruhannya, “ Jangan biarkan keluarga
Gillbert tahu tentang ini. Kalau mereka penasaran katakan saja kalau ini
kematian kerabat jauh keluarga Barbara. “
Pemakaman dilaksanakan hari ini. aku hanya bisa mennagis dan menangis.
Aku tidak bisa membayangkan hidupku tanpa kakak…
…
23 Desember 2011
Sampai detik ini, aku masih bersahabat dengan Raysha. Terkadang aku
merasa benci dengan Raysha. Namun aku masih mempercayainya. Kedaan perusahaan
semakin memburuk. Bahkan harga saham jatuh. Aku ingin mempercayai Raysha.
Sepulang sekolah aku menemui Raysha, “ Ray, kita makan malam saat malam
Natal. Maukah kau? Jangan buat aku menunggu lebih lama karena ini. “ , kataku,.
Raysha menyetujuinya.
…
25 Desemeber 2011
Akhirnya hari ini datang juga. Aku mempersiapkan semuanya. Aku menunggu
Raysha. Menunggu dan menunggu. Namun dia tidak datang juga. Aku lalu melihat
sosok Raysha datang. Raysha datang bersama seorang laki-laki. Mereka akrab
sekali, seperti sepasang kekasih. Aku seperti sendiri, sendiri…
Untuk saat itu, aku benar-benar patah hati. Inikah balasan Raysha?
Inikah perasaan Raysha yang sebenarnya? Apakah Raysha sedang membalaskan dendam
keluarga Gillbert dengan cara menyakiti hatiku?? Hatiku terasa sakit, panas, kecewa…
Seharusnya dari awal aku tidak mempercayainya. Seharusnya… Seharusnya…
Seharusnya…
Namun hati kecilku selalu menyuruhku untuk mempercayainya. Aku harus
bagaima???
28 Desember 2011
Tahun baru sudah sangat dekat. Namun hatiku masih saja sakit. Masih
saja…
Karena semua itu, aku harus terbaring di rumah sakit. Hatiku masih
mengharapkannya kembali.
Aku benar – benar hancur saat itu. Apalagi Raysha berkata dengan
mengirimiku pesan singkat, “ Nenekku sakit.
Mungkin saja, mulai tahun depan aku sudah sibuk mempersiapkan kepindahanku ke
Indonesia. Jadi, kita tidak memiliki banyak waktu untuk bertemu. “
Aku menjawab, “ Iya.. tidak apa-apa. Lagipula tidak ada bedanya kita
bertemu atau tidak akrena aku terbaring di rumah sakit sekarang.
Lalu, tiba-iba paman Rei masuk. “ REI! Paman memiliki berita baik. “ ,
kata pamanku. “ Ekspansi perusahaan kita di Indonesia berhasil. Aku harap
dengan adanya perusahaan itu bisa memeperbaiki ekonomi perusahaan. Evan kau
harus ke Indonesia besok. Kau akan memimpin perusahaan itu. “ , kata paman. “
Tapi, aku masih sakit, paman? “ , kataku mendengus kesal. “ Kau akan rawat
jalan! Sudahlah, semua sudah siap. “
1 Januari 2012
Hari ini, aku sudah berada di Indonesia. Sebenarnya aku sudah sampai
tanggal 29 Desember kemarin, namun aku masih mengalami rawat jalan di SIngapura
sampai tanggal 1 Januari, jadinya ini adalah hari pertama aku menginjakkan kaki
disini.
Paman sudah mempersiapkan segalanya, bahkan besok aku sudah bisa masuk
sekolah. Paman berkata, “ Kau akan memakai nama kakakmu, menjadi William
Barbara. Untuk menghondari kecurigaan. “
Bagiku ini sama saja, aku ingin melanjutkan hidup kakakku. Dan entah
mengaapa, sejak kejadian it, rasa benciku mulai tumbuh dalam hati dengan subur.
Entah karena pamanku atau karena diriku sendiri. Aku benar-benar tidak
memahaminya.
Meskipun aku berusaha untuk tidak membenci, namun itu sulit sekali.
Karena rasa itu akan terus tumbuh. Aku harus menerimanya dan menerimanya.
Karena ini merupakan jalan yang sudah dipilihkan Tuhan untukku…
…
Aku lalu menutup buku harian itu,
“ Aku tidak kuat membacanya! “ , seru Alicia. Aku mengangguk juga. Kini aku
mengetahui semuanya. Entahlah, buku ini masih belum selesai kubaca…
Senin, 23 April 2012
Hari ini, aku masuk sekolah dan
aku berangkat bersama Alicia-Sylvia. Sepertii dugaanku banyak orang yang
memandang kami dengan, ahhh, tatapan
aneh tentunya.
Aku lalu berjalan ke kelas. Tepat
saat aku duduk di kursi, bel masuk berbunyi. Menyebalkan padahal aku ingin
keluar berjalan ke taman dahulu. Tidak biasanya aku terlambat seperti ini.
Aku mengikuti pelajaran.
Pelajaran kali ini adalah matematika. Bukannya aku tidak suka pelajaran ini.
aku sangat sangat sangat suka pelajaran ini. Namun gurunya, killer banget. Itu yang bikin aku jadi
benci matematika. Kalian bisa bayangkan saja, beliau menjelaskan tanpa ada
ekspresi dan kurang aktif banget di kelas. Aku paling tidak suka kalau seperti
itu.
Bel istirahat berbunyi, aku lalu
segera melesat pergi menuju ke taman. Aku lalu menaiki rumah pohon yang ada di
taman itu. Aku menaikinya hati-hati. Aku ingin membaca buku diary Evan Barbara
itu lagi…
2 Januari 2012
Rencana Paman memang benar-benar sempurna. Selain sudah mencarikan
aku sekolah, identitas baru, bahkan
keluarga baru. Aku tinggal bersama keluarga Sandler.Paman berkata, mencarikan
aku keluarga baru ini untuk menghindari kecurigaan keluarga Gillbert. Keluarga
Sandler adalah saudara jauh keluarga kami. Keluarga ini benar-benar keluarga
yang bahagia aku rasa. Mereka memiliki satu anak kandung dan satu anak angkat.
Anak mereka adalah Earl dan Marcia. Aku cepat sekali berteman dengan Earl.
Karena kami memiliki banyak sekali kecocokan.
Aku telah menceritakan semuanya pada Earl. Masa laluku. Earl berkata, “
Sayang, ya… Di rumah kita memang bersaudara aku rasa. Tapi, di sekolah kita
hanya teman. Jangan pernah anggap aku saudara saat di sekolah. Itu untuk
menghindarkan kecurigaan kalau kita tinggal bersama dan memiliki hubungan
kekerabatan. “ Aku hanya mengangguk menanggapi itu semua.
Dalam mengurus perusahaan ini aku dibantu oleh ayah Earl dan Pamanku
yang selalu mengontrolku dari jauh. Kehidupanku rasanya terkekang, rasanya
semuanya sudaht erjadwalkan.
Entah kapan ini bisa berakhir…
…
Sampai saat ini, aku tidak pernah
tahu menahu tentang sejarah keluargaku dan perusahaan. Perusahaan dipegang oleh
nenek, ibuku, dan tanteku. Aku tidak pernah tahu, ternyata seperti ini. Sebelum
peperangan yang sebenarnya dimulai hatiku sudah merasa sangat sakit.
Selasa, 24 April 2012
Hari ini benar-benar hari yang
cukup melelahkan. Aku lalu ke rumah Sylvia dan Alicia lagi. Sampai disana,
Alicia menyapa, “ HEY, kiddo! “ aku menjawab, “ Jangan pernah panggil aku kiddo, karena aku bukan lagi seorang kid!, kataku. “ Mana Sylvia? “ ,
tanyaku.
“ Itu sedang menonton Skip Beat! “ , kata Alicia menunjuk.
Yeah, Sylvia adalah seorang penggemar drama. Entah itu drama Jepang, Korea,
maupun Taiwan dia lahap habis. Aku sama sekali tidak tahu tentang semua itu.
Bila di sekolah, perempuan di sekolahku selalu membicarakannya, entah itu drama
maupun artis. Contohnya begini, “ Hey, lihat beritanya Super Junior disini! Ayo cepat! “ Aku hanya bergumam, siapa itu
Super Junior. Jujur saja, Super Junior memang sudah terkenal di Paris. Bahkan,
aku pernah mendengar dia pernah konser di Paris
bersama seluruh rekan perusahaannya. Tapi, hingga dia terkenal aku masih
belum mengetahuinya. Aku hanya tahu sedikit saja. Meskipun aku tidak tahu,
yeah, setidaknya aku ingin mengetahuinya lebih banyak juga. Hahahahaha
“ Hey, Ray, aku ajak ketemuan
sama teman aku, yuk! Kita tinggalin Sylvia yang tidak mungkin bisa diganggu
itu!“ , kata Alicia. “ Siapa? “ , tanyaku. “ Teman les pianoku, namanya Marcia
Sandler. “ , kata Alicia yakin. Aku terhenyak
dan mengangguk.
Kami lalu berangkat menuju sebuah
restoran. Alicia lalu menyapa Marcia. Alicia lalu memperkenalkan aku dengan
Marcia. “ Namaku Raysha Gillbert. “ , kataku. Sebenarnya aku agak berat
menyebutkan margaku. Karena secara tidak langsung dan mungkin saja keluarga
Sandler juga benci padaku,
Kami lalu berbincang. Marcia
memang baik dan aku sangat senang berada di dekatnya. Setelah berbincang kami
pulang. Alicia berjalan lebih dulu dan keluar lebih dahulu. Tiba-tiba Marcia
menarik tanganku. “ Hey, kau benar dari keluarga Gillbert? “, kata Marcia. Aku mengangguk.
“ Kalau begitu kau harus
hati-hati. Aku bukannya mengkhianati keluargaku atau bukan. Aku bahkan tidak
memihak siapapun. Kenalkan aku adalah adik Earl Sandler sahabat William
Barbara. Aku hanya memperingatkan padamu, namun aku tidak yakin ini benar atau
tidak. Kakakku dan William memiliki rencana buruk pada keluargamu. Sepertinya
mereka akan menghancurkan harga saham. Mereka memanfaatkan kekosongan dalam
perusahaan. Maksudku, bukannya keluargamu berlibur, kan? Kau harus menyelidiki
dan menghentikan ini semua. Atau semuanya hilang tanpa berbekas, Ray. “ , kata
Marcia. “ Aku tidak mengerti maksudmu. Maksudmu mereka menyogok seorang pegawai
untuk melakukan, yeah pemalsuan dokumen mungkin. “ , kataku hanya mengira-ngira
dan sedikit berfantasi.
“ Benar seperti dugaanmu! Kau
harus hati-hati. Dan aku tidak main-main dengan ucapanku. Aku membaantumu
karena kau teman bahkan kau sudah dianggap saudara oleh Alicia. Aku hanya
membalas budi baik Alicia lewatmu. “
Aku terhenyak. Entahlah aku jadi
sedikit bingung dan tidak percaya. Mengapa cerita hidupku menjadi seperti drama
televisi dan film-film yang sedikit dramatis itu??
Rabu, 25 April 2012
Esoknya setelah pulang sekolah,
aku mencoba untuk mampir ke perusahaan. Aku merasa beda dan asing ketika
menapaki gedung yang megah ini. Para pegawai yang kebetulan kenal denganku. Aku
menjawabnya dengan tersenyum. Aku lalu memasuki ruanganku. Sebenarnya, ruangan
ini dipersiapkan saat aku kuliah nanti. Nenek ingin aku bergabung di perusahaan
setelah aku lulus SMA.
Aku menduduki kursi putarku. Aku
suka sekali berputar-putar disini. Aku tidak mengetahui namanya, aku hanya
sering menyebutnya kursi putar. Aku lalu menatap langit-langit. Aku harus
memulai semua ini darimana? Darimana? Aku bahkan tidak pernah tahu tentang
perusahaan ini. aku tidak mengetahui system manajemen perusahaan.
Tidak tahu, tidak tahu, dan tidak
tahu…
Aku lalu mencoba pergi ke ruang
berkas data. Tidak mudah memasuki tempat ini. Aku harus mencari alasan. “ Eum,
eum, aku ingin mencari laporan keuangan bulan Januari-Maret, Pak. Sebab nenek
menyuruhku untuk meng-fax-nya. Oh,
iya, Pak, siapa yang sering masuk ke ruangan ini? “ , tanyaku.
“ Kau ini aneh, Nak. Yang
biasanya memasuki ruangan ini tentunya bagian perencanaan keuangan dan pengelolaan
keuangan. Tapi, bapak merasa ada yang aneh, Nak. “ , kata bapak itu.
“ Manajer Karen selalu memasuki
ruangan ini. Tapi, bapak tidak terlalu menaruh curiga. “ , lanjut bapak itu.
Aku lalu mengangguk dan segera meminta izin memasuki ruangan itu. Mataku
menangkap sesuatu, sebuah strap handphone.
Aku mengambilnya.
Aku lalu mencari laporan
keuangan. Yeah, meskipun hanya berpura-pura aku tidak mungkin perggi dengan
tangan kosong, kan? Nanti aku bisa dicurigai…
Setelah mencari, aku lalu keluar.
Aku lalu kembali ke ruanganku. Aku tergoda membaca buku diary Evan Barbara. Aku
sengaja membuka-bukanya. Aku tertarik pada suatu halaman yang terdapat foto
Earl, William, Marcia, dan seorang gadis muda.
14 February 2012
Hey! Hari ini keluarga Sandler mengajakku liburan ke Malaysia. Foto
perempuan antara aku, Earl, dan Marcia, adalah foto Tante Karen. Tante Karen
adalah tante-nya Marcia dan Earl. Dia baik sekali…
Aku sangat suka berada di dekatnya. Dia adalah salah satu manajer di
perusahaan keluarga Gillbert. Setelah dia mendengarkan kisahku, dia bahkan
bersedia membantuku, membantuku untuk membalaskan dendamku. Aku tidak tahu
apakah aku pantas menyebut ini dendam. Sampai saat ini, meskipun seluruh
keluarga Barbara bertumpu padaku untuk membalaskan dendam, namun aku masih
dilemma. Aku masih belum yakin ini dendam atau bukan.
Tante Karen berkata, “ Biarlah Tante dipecat bila ini semua terungkap.
Tante akan ikut mendukung dan berjuang bersamamu. Oh, iya, Tante juga salah
satu orang kepercayaan Laura Gillbert, menantu keluarga Gillbert. “
Aku hanya mengangguk dan mengangguk. Biarlah ini terus berjalan…
…
Aku terkejut, Laura Gillbert ?
Laura Gillbert adalah tanteku. Aku lalu membuka halaman itu lagi. Aku menemukan
sebuah foto. Foto Manajer Karen yang sedang memegang ponselnya memberitahukan
sesuatu pada Marcia. Aku memperhatikan foto itu lekat-lekat. Itu strap handphone yang sama dengan yang
kubawa! Oh, ternyata benar apa yang dikatakan bapak penjaga itu.
Kecurigaanku semakin kuat dan
meyakinkan…
Aku harus menghentikan ini semua!
Kamis, 26 April 2012
Aku berangkat sekolah dengan hati
gontai. Aku, keluargaku, mungkin saja. Aku selalu menganggp kami adalah
keluarga yang baik dan tidak memiliki musuh. Namun ternyata ada yang begitu
membenci kami. Masalah yangs eharusnya selesai sejak dulu, mengapa harus
diturunkan kepadaku. Aku yakin ini adalah pikiran yang berkecamuk di pikiran
Evan saat dia masih kecil. Saat dia masih belum bisa menerimanya, namun
pikirannya dipaksa menerima itu. Anak kecil yang kesepian dan sedih…
Aku tidak habis piker, hanya
masalah pembatalan perjodohan hingga sampai seperti ini efeknya. Aku merasa ini
terlalu dilebih-lebihkan! Ini hanya masalah biasa! Kenapa mereka dulu harus
seperti anak kecil. Mengapa tidak ada yang mau mengalah, kenapa harus begini.
Pikiranku masih belum menerima, hanya masalah sesederhana ini, manjadi rumit
bahkan hingga pada klimaks-nya, membalas dendam.
Bahkan kini dendam itu telah
memasuki hati Evan. Tuhan, semoga dendam di hati Evan bisa cepat reda dan tidak
ada permusuhan lagi. Namun aku tidak yakin itu, keluargaku sudah menyiksa
keluarga Barbara dengan menghancurkan mereka…
Dan ini saatnya mereka
menghancurkan kami. Tidak ada salahnya ini memang haknya. Tapi, aku masih belum
bisa menerimanya…
Aku bertekat, kini setelah aku menyelamatkan
perusahaan, aku juga akan mendamaikan keluarga Barbara dan Gillbert. Aku tidak
akan berhenti…
Tuhan, bantu aku menghadapi ini
semuanya. Berikan aku kekuatan untuk menjalankan ini semua. Berikan aku
ketabahan dan kelapangan dada untuk menerima semuanya. Berikan aku cinta dan
rasa kasih sayang untuk mencegah ini semua. Untuk mendamaikan semua. Menolong
hati yang tersakiti, hati yang tidak bersalah, dan hati yang tidak mengetahui
apapun, semua yang terlibat, agar mereka kembali. Kembali damai seperti sedia
kala…
Aku selalu berpikir, ini nyata atau tidak.
Lama-lama ini semakin mirip cerita yang sering aku baca. Lama-lama aku seperti
Alice yang tersesat di liang kelinci. Ahhh, entahlah, tapi, ini nyata…
If I Still Have Enough Time...
Posted on Minggu, 22 April 2012
Rabu, 18 April 2012
Ketika aku
bangun pagi, membuka mataku yang lengket ini. Ketika aku keluar dari kamar, aku
menyadari, betapa sibuknya rumah ini. Pelayan-pelayan berkeliling menaruh vas
bunga di ruang tamu, keluarga, hingga taman belakang. Aku lalu turun ke bawah,
“ Ibu, mana sarapannya? “ , tanyaku dengan sedikit mengantuk. “ Tidak ada
sarapan, sebelum kita membersihkan rumah ini. Cepat kamu bantu mereka! “ , kata
ibuku.
Aaaah,
benar-benar menyebalkan. Akhirnya aku ikut memindahkan vas, membersihkan
ruangan, memasang hiasan dan dekorasi.
Ketika waktu
menunjukkan jam 10 pagi, semua ini baru saja selesai. Aku berencana mandi
dahulu. Tidak kupedulikan rasa laparku. Setelah mandi aku makan. Rasanya
benar-benar melegakan.
Setelah makan,
aku bersantai dahulu hingga jam 3. Aku memainkan PSPku, meng-update status, doodling, browsing, dan banyak kegiatan
lain yang tidak jelas untuk apa. Hahahaha. Jam setengah empat, kami sekeluarga
pergi ke salon. Kami berencana fitting baju juga disini. Di salon memang benar-benar
membosankan. Apalagi seluruh keluarga besarku di Jakarta ikut di salon ini,
berdandan untuk penampilan nanti malam.
Acaranya
dimulai jam setengah delapan malam. Jujur saja, aku agak bingung akhu harus
berdandan seperti apa nanti malam. Potongan rambutku pendek, yeah, rambutku
hampir sama dengan artis Jepang, Maki
Horikita. Yeah, namun aku tidak mengindahkannya. Biar saja hairstylish salon ini yang mengurusnya. Hahahaha
Kini giliranku,
“ Rambutmu pendek, ya. “ , kata hairstylish
itu. Aku hanya mengangguk. Hairstylish
itu lalu mengutak-atik rambutku. Berbagai alatnya dikeluarkan. Aku heran,
rambutku hanya sependek ini butuh alat sebanyak itu. Bagaimana yang rambutnya
panjang? Namun setelah aku melihat hasilnya. Ternyata rambutku hanya dikucir
setengah ke belakang. Ada jepit bintang berjajar 5 berwarna putih mengkilat di
sisi kiri kepalaku. Hanya itu saja. Namun rambutku agar terlihat berkilauan dan
lebih lemas daripada biasanya. Yeah, cukup bagus juga, meskipun aku bisa
melakukannya sendiri di rumah tanpa di salon.
…
It’s party
time! Pesta dimulai. Tamu-tamu berdatangan. Aku dan Nathanael berdiri
berdampingan menyambut tamu yang datang. Saat keluarga Barbara datang dan
bersalaman dengan kami. William berhenti dan berkata, “ Nathan ini tunanganmu?
Cantik juga! Tapi, sepertinya aku pernah melihatnya. “ , kata William heran
melihatku, Aku lalu mengulurkan tanganku, “ Namaku Raysha Gillbert. Salam
kenal. “ , kataku. “ Gillbert? Berarti kau satu sadaura dengan Keith Gillbert?
“ , tanya William menyelidik. “ Keith Gillbert? Ooh, dia adalah sepupuku. Namun
sepertinya dia tidak hadir di acara ini. Memang sejak liburan kemarin dimulai,
dia pulang ke Paris dan akan kembali besok. “ , kataku. “ Ouh, pantas. Kau dan
Keith ternyata bersaudara, wajah kalian hampir sama. “ , kata William tertawa.
Setelah
menyambut para tamu. Kini diadakan jamuan makan sekaligus pengumuman bahwa aku
dan Nathan bertunangan, Namun asal kalian tahu saja, aku dan Nathan sepakat
untuk tidak bertunangan. Jadi percuma, meskipun ini dianggap sah dimata
orang-orang, tapi, bila kedua orang tidak menyetujui pertunangan, tidak ada
gunanya, kan..
Saat jamuan,
aku sengaja pergi ke belakang. Aku tidak sengaja bertemu William dan Earl. Aku
mendengar pembicaraan mereka. “ Tunangan Nathan adalah sepupu Keith. “ , kata
William. “ Keith? Yang benar? “ , tanya Earl terkejut. William mengangguk, “
Ini semakin seru saja. “ , kata Willam. Earl berkata, “ Kau ingin menyakiti
Raysha? Hey, William, ingatlah, Raysha adalah cinta pertamamu. Kau adalah Evan
Barbara dank au tidak mungkin menyakitinya. “ , kata Earl. “ Tentu saja tidak
dan tentu saja iya. Earl, aku ini bukan Evan yang lemah lagi. Aku adalah
William Barbara. Evan sudah mati dalam hatiku. Bahkan, aku menjadi begini,
menjadi jahat dan kuat ini karena
Raysha! Raysha yang telah membuatku hancur dan menjadi orang yang baru
ini! Raysha benar-benar orang yang kejam
“ , kata William.
Aku terkejut
mendengar itu. Aku menutup mulutku dan berencana lari. Ouups, saat aku
membalikkan badanku aku tidak sengaja menyenggol pot. Aku harus bagaimana? Earl
dan William menyadarinya dan perlahan namun pasti mereka menuju tempat persembunyianku. Aku lalu melihat kandang, Shadow kucing Persia kakakku. Aku lalu
melepaskan Shadow dan menepuk punggung Shadow untuk lari keluar. Yeah, tujuanku
agar mereka mengira kalau pot jatuh itu disenggol oleh Shadow. Dan, setelah
menunggu ternyata rencanaku berhasil. Untung saja…
William dan
Earl lalu pergi meninggalkan tempat itu kembali bergabung dalam pesta.
Kamis, 19 April 2012
Aku masih
memikirkan perkataan William dan Earl. Jadi, benar dugaanku, William adalah
Evan. Namun mengapa dia melkukan ini padaku? Apa salahku??
Aku lalu
membuka lokerku. Aku mencari buku diary dan
buku memoku selama aku tinggal di Paris. Aku membaca semuanya. Aku
menemukannya, mungkin inikah kesalahanku?? Aku membaca tulisanku di buku memo
dan diaryku.
Aku membaca
buku memoku terlebih dahulu. Di halaman terakhir itu tertuliskan,
25 Desember 2011
Evan mengajakmu makan malam! Jangan lewatkan
kesempatan ini Ray! Dia berkata, “Jangan buat aku menunggu lebih lama karena
ini” J
Lalu aku
mencocokkan dengan isi diaryku
25 Desember 2011
Hari ini, setelah pulang sekolah David Lee, kakak
kelasku mengajakku makan malam. Ouh, perempuan mana yang tidak bisa mengajak
ajakannya! Aku lalu menyetujuinya. Kami makan di restoran China. Setelah makan
malam di restoran China, kami berjalan pulang. Yeah, tanpa sadar tangan David
menggengam tanganku. Saat berjalan pulang, kami bertemu Evan. Aku menyapanya.
Namun Evan terlihat bebeda, wajahnya terlihat sedih.
Ahhh, aku tidak menghiraukannya. Mungkin dia
ditolak dengan perempuan yang disukainya.
Bahagianya, aku hari ini :D
Oh, Tuhan, kini
aku sadar akan sesuatu. Aku mengingkari janjiku. Bahkan pada saat itu aku malah
bersenang-senang bersama David, padahal Evan menungguku di tengah salju yang
dingin dengan cemas dan penuh harap akan kedatanganku.
Oh, Tuhan, aku
benar-benar gadis yang jahat!
Jumat, 20 April 2012
I’ve Waken up
Without U here It’s Sinking in so loud and clear Its Over, guess its over
Wish I could take it back
and fight again I can’t rewind, Undo what’s done It’s no redemption for me Never written out this story
One Mistake, got one regret
A memory, I know u can’t forget
I’am a Prisoner
And there’s no way out Cause the future Past I’am Stuck in the here and now
No Time Machine
Could Ever Bring Us Back And no apology Is gonna get this on track I could wait around For a thousand years But that will never change us If I’am gonna bring us back
I need a time machine
Oohhh,… I need a time machine,… Ooo,…
I Crossed The Line
I Broke the rule I hate my self, For Hurting you My Conscience Weighs so havy Like a boulder since you left me
Even Though it kills me
I Gotta let you go Im Fallin to pieces And you wont even know The pain inside Of seing me alive
Just one mistake,
Just One regret One Memory, I know you can’t forget
No Time Machine
Could ever Bring us back And no apology Is Gonna get this On track I Could wait around For a thousand years But that will never Change us if I’m gonna bring us back,…
I need a time machine
The Fastest there’s ever been
So I could get you back with me Rewind and long live the past Never wanted anything so bad How can I move on, cause now that my future has become youre past
No Time Machine
Could ever Bring us back And no apology Is Gonna get this On track I Could wait around For a thousand years But that will never Change us if I’m gonna bring us back,…
If Only I could change us
Only I could bring us back
Gimme a time machine,…
oOo,…. Give me a time machine oOo,…. Give me a time machine
( Andy Love – Time Machine )
Mungkin sudah puluhan kali, aku menyanyikan lagu ini. tiap kali
menyanyikan lagu ini aku teringat dengan Evan Barbara. Aku pernah menaruh hati
padanya namun sekarang tidak. Ini karena kebodohan dan kejahatanku. Evan
menjadi berubah, berbeda dengan yang dulu.
Aku ingin seperti dulu lagi, Evan, aku merindukan dirimu yang
dulu. Aku rindu saat kita bermain salju bersama waktu kecil saat musim dingin,
saat kita bermain bola volley dan membuat istana pasir di pantai saat musim
panas, saat kita melukis pemandangan daun yang berguguran di dekat danau di
musim gugur dan saat kita berduet bersama di pernikahan kakakmu saat musim
semi. Aku teringat saat-saat indah itu, yang kini tidak mungkin kembali.
Aku ingat semuanya, semua kenangan saat kita masih kecil hingga
kita berpisah. Kenangan hanyalah tinggal kenangan dan aku tidak mungkin tahu
kapan dan dimana semuanya akan terulang kembali. Rasanya sakit dan ingin
menangis bila mengenangnya kembali.
Tanpa sadar air mataku menetes…
Give me a time
machine…
Sabtu, 21 April 2012
Hari ini aku masuk sekolah seperti biasa. Kebetulan hari ini
adalah hari Kartini. Sekolahku tidak mengambil pusing untuk merayakannya. Hanya
sekedar upacara biasa dan menyanyikan lagu Ibu Kita Kartini. Waktu menyanyikan
lagu ini, jujur aku bahkan tidak mengetahui liriknya. Apalagi pengucapan bahasa
Indonesiaku masih belum terlalu fasih. Aku masih memiliki logat Inggris dan
Prancis yang kental.
Jadi, aku hanya terdiam di baris
belakang. Hanya mengikuti sebisanya. Setelah upacara ini, kami kembali ke kelas
masing-masing untuk bekerja bakti. Kebetulan aku memiliki absen nomor genap,
jadi, aku bekerja bakti di luar kelas. Tepatnya di laboratorium IPA. Setelah
bekerja bakti, kami diizinkan untuk pulang. Tentu saja aku mengambil kesempatan
ini.
Aku lalu menyusuri lorong
sekolah. Tiba-tiba terbesit di pikiranku untuk ke balkon sekolah. Tidak ada
salahnya, kan? Saat aku menapakkan kakiku, aku merasa ada sesuatu yang aneh
yang baru saja kuinjak. Ternyata aku menginjak sebuah buku. Aku membukanya, di
halaman pertama tertulis.
This Diary Belong To :
William Barbara
Yeah, kata Evan Barbara dicoret menjadi William Barbara. Belum sempat aku
membuka halaman kedua. Tiba-tiba terdengar suara tapak kaki mendekat. Aku lalu
segera berlari bersembunyi di belakang tanaman hias.
“ Aku yakin buku harianku
terjatuh disini! “ , kata William pada Earl. “ Sudahlah, Will. Relakan saja
buku harianmu. “ , kata Earl. “ TIDAK BISA! Aku menulis banyak rahasia disitu.
Kalau sampai jatuh ditangan orang lain apalagi Keith bisa berbahaya! “ , kata
William gusar. “ Memang apa yang kau tulis, Will? “ , kata Earl penasaran. “
Semuanya. Bahkan aku menulis alasan aku mendekati Raysha dahulu hingga semua
rencana kita. Itu buku yang sangat berharga! “, kata William.
Aku bergumam, “ Alasan
mendekatiku? “ “ Sudah, Wil, kita cari di tempat lain! “ , kata Earl menarik
lengan William. Setelah keadaan aman, aku keluar dari persembunyianku. Aku
berlari-berlari keluar sekolah. Aku tahu, tidak baik kalau aku terus-terusan
ada di sekolah. Selain itu, aku ingin cepat-cepat membaca buku diary ini.
Sebenarnya rahasia apa yang tertulis di buku harian ini??
|
Bonjour !
Readers
![]() |
This template and banners made by Qayyum. |