Fake Worlds; | |
let's get up let's get on it can we finish what we started | |
I'm Back Again
Posted on Rabu, 04 Juli 2012
Raysha Gillbert LOG IN
Aduh, maaf ya, teman-teman aku
baru bisa posting sekarang. Aku
disibukkan banget sama ulangan, tugas, lomba, bla bla bla…
Gaya bicaraku sudah mulai berubah
ya. Hahahaha…
Hari ini, aku akan menceritakan
liburanku. Aku liburan di kampung halamannya Sylvia. Sylvia berasal dari
Madiun, sebuah kota kecil di Provinsi Jawa Timur dengan makanan khas brem dan
nasi pecel. Wah, aku ketagihan sekali makan brem dan nasi pecel! Aku mengambil penerbangan Jakarta-Solo lalu
diantar mobil jemputan ke Madiun. Benar-benar melelahkan sekali.
Sampai di Madiun, aku benar-benar
senang, aku berkeliling di banyak tempat. Hari ini, aku mengunjungi air terjun
Kedung Malam di Kecamatan Kare. Namanya lucu ya, kare, seperti nama makanan.
Dalam perjalanan, kami sangat dimanjakan oleh pemandangan puncak Gunung Wilis
yang indah. Daun-daun yang berguguran dan serentetan pohon jati.
Namun, semakin lama jalan semakin
menanjak. Setelah “hampir” dekat dengan lokasi air terjun, kami kebingungan
mencari pintu masuk. Akhirnya kami bertanya pada seorang anak kecil. Anak kecil
itu jadi guide kami sampai di lokasi
parkir ke tempat masuk.
Sampai di tempat masuk, kami
bertanya, kira-kira berapa kilometer jarak dari tempat masuk ke air terjun,
mereka menjawab kira-kira setengah kilometer. Dalam batinku, “ Ini sepertinya
tidak akan jauh. “
Tapi, dugaanku meleset jauh.
Perjalanan awal memang biasa. Naik turun melewati jalan becek. Untuk diketahui
saja, air terjun ini belum dibuka untuk umum jadi jalannya, ya, masih berbahaya
kalau diperhatikan. Jalannya kecil, hanya cukup untuk satu orang. Jalannya
masih pasir yang terkadang becek terkena rembesan air tanah, di samping jalan
yang kami lewati ada bukit dengan rerumputan, ya, lumayan untuk pegangan dan di
samping jalan itu sudah jurang. Jadi harus benar-benar hati-hati. Air terjun
ini juga berada di jurang. Jadi
perjalanan naik turun itu sama saja menuruni jurang.
Akhirnya perjalan yang cukup memacu
adrenalin itu selesai. Tapi, perjalanan tadi itu masih jauh kalau ingin ke air
terjun. Harus menyusuri sungai yang banyak pohon tumbangnya dan juga batu-batu
besar. Tidak heran aku harus menaiki batu besar dan meloncati pohon tumbang.
Jangan anggap remeh, ini sulit, apalagi untuk yang berbadan fat, seperti Sylvia. Menaiki batu besar
yang kebanyakan berlumut itu susahnya setengah mati. Memang sulit untuk
menaklukannya sendiri, sebab tiap jalan yang kami lewati kami harus selalu
saling membantu. Air terjun ini masih tergolong sepi. Bahkan pengunjung yang
datang bersamaan denganku hanya ada enam.
Yang paling seru, itu saat hampir
sampai di air terjun, jalannya semakin kecil dan semakin becek. Kami lalu
menemui jalan yang hanya separuh lebar kaki kami. Aku sempat bingung, bagaimana
caranya melangkah. Aku mengedarkan pendangan sekelilingku dan voila aku menemukan sebuah baja hitam
sebagai pegangan. Ya, akhirnya kami bisa dan selamat sampai tujuan.
Kejadian yang membuat kami
terkejut adalah, saat Sylvia terperosok masuk ke dalam gerombolan batu besar
yang mirip jurang. Waktu itu kam berusaha melewati sebuah batu besar berlumut.
Sebenarnya batu besar ini mudah dilewati kalau saja di sampingnya tidak ada
pohon tumbang yang menyumbat jalan. Waktu itu Sylvia berusaha mencengkram batu.
Dia lalu mencoba memijakkan kakinya di pohon yang agak ke bawah letaknya itu.
Namun, ternyata Sylvia salah perhitungan, yang dia pijak itu bukan pohon
melainkan daun-daun yang menumpuk yang mulai mencoklat. Warnanya hampir sama.
Kontan Sylvia terkejut dan berteriak. Apalagi dia sudah mulai kehilangan
keseimbangan dan tidak dapat menemukan pijakan batu pada kakinya yang
terperosok. Benar, saking besarnya batu yang kami lewati, itu menjadikan jarak
yang hampir sama dengan jurang kecil. Aku segera menolongnya untung berhasil.
Namun kami kehilangan air putih yang kami bawa. Hiks L
Setelah itu, kaki Sylvia tidak
berhenti bergetar apalagi jalan masih jauh. Untung saja setelah itu tidak
menemui hambatan. Sampai di air terjun, Sylvia segera berlari tepat di bawah
guyuran air terjunnya. Kami lalu berfoto-foto dan bersenang-senang.
Lalu saat kami bersenang-senang,
tiba-tiba datanglah sepasang kekasih. Yang laki-laki segera membuka bajunya
saat tiba disana dan segera berlari ke air terjun yang satunya. Memang ada dua
sumber guyuran air terjunnya. Yang laki-laki bilang pada pacarnya, “ Airnya
hangat. “ Yeah, dalam hati aku sedikit tertawa, dia bilang hangat padahal
tubuhnya tidak berhenti bergetar mengingil kedinginan.
Setelah lama bersenang-senang,
kami pulang. Sylvia agak trauma tadi, setelah kakinya terperosok. Kakinya juga
tidak berhenti bergetar. Jalan pulang yang kukira akan menjadi mudah malah
menjadi sulit. Jalannya menjadi naik. Ah, rasanya capek sekali.
Itu mungkin yang bisa aku
ceritakan kali ini.
Bye...
4Comments:
William Anderson said on 27 Agustus 2016 pukul 09.51 Consider 1-3 decades taxation statements or even a existing financial plan so the attorney will go more than a few of your monetary data processing before being questioned with regards to Selecting a new divorce attorney is really a critical decisions process. The one that an individual employ is going to be responsible for receiving as well as maintaining your custodianship protection under the law for your young children, your home pursuits, and depending upon the medial side you are 1, both minimizing or capitalizing on your current assistance privileges. William Anderson said on 27 Agustus 2016 pukul 20.24 Don't attempt to cover that as well as desirethe menace disappears altogether! Utilize the get in touch with numbers along with let them know your purpose in giving them a call. By simply speaking with existing divorcees, you can find out that divorce attorney is usually recommended. Get a attorney class, one which has lots of legal professionals obtainable and can create no cost services with them to determine if any satisfy your own standards. Check into attorney records problem technique. William Anderson said on 28 Agustus 2016 pukul 11.27 Consequently, the first task in the process of employing an Or divorce attorney would be to establish the sort of scenario that you've. When you complete which, uncover people who have gone through what you are under-going. Considering that the price where we divorce within the You.S.Any. is about one-half , chances are you know many people who have been through a divorce go well with. Inquire about their scenario, the way they employed an Oregon divorce attorney, and the way their particular attorney helped them. William Anderson said on 28 Agustus 2016 pukul 12.00 For that reason, the first step when hiring an Modifies his name divorce attorney would be to establish the situation that you've. When you conclude that will, locate individuals who already went through what you really are under-going. Since price at which all of us divorce from the U.S.A new. is just about one-half , then you realize many those who have undergone the divorce match. Question them with regards to their circumstance, the way they applied a good Or divorce attorney, and exactly how their attorney helped all of them. |
Bonjour !
Readers
Now stay on Jakarta. I Heart Writing Story. Enjoy my Site 'K' ? bigsmallunderline Affiliates
blogwalking Lolly Sylvia and Alicia Gita Arystha Special Special Taggie imymemine
|
This template and banners made by Qayyum. |
Posting Komentar